08 January, 2011

cintaku tanpa syarat......

cintaku tanpa syarat....tapi tak pernah cukup membuatku dihargai sebagai seorang pecinta
ada harga mahal yang untuk keseian kalinya harus kurasakan: penolakan!!!!
begitu dahsyatnya cinta hingga kesempurnaan jaminan utamanya, aku yang serba kekurangan ini apakah layak mendapatkan cinta?
jika cinta ada, aku ingin menggugatnya! kenapa cintaku yang tanpa syarat ini ditolak?
cintaku tanpa syarat, untukmu akan kulakukan apapun
jangan bilang tidak merasakan cinta, karna hdupmu dikelilingi cinta dan kasih sayang
ijinkan aku untuk menanam kembali tunas yang kucabut, biar hari ini cuma perih yang kurasa
asal esok aku bisa merengkuhmu...imamku...

what inside.....

this might be the worst but this could be my best opportunity....
i do love him.....
NEVER MEANT TO HURT HIM
if this all i have then i would be glad
receiving the worst from you
but please give me one chance
to let love grows
to whatever may happen we keep together.....
i do love you
but cant you see it?
it getting strong each day
but do you?
i love you
i love you
i love you....

13 April, 2010

aku kamu dan kita sama adanya..~

kalo kuingat setiap kali kata yang keluar adalah mantra
maka ucapmu ku anggap palsu
bukan tafsir yang membuatku komat kamit
bukan rayuan yang menekuk lututku
sederhana...
aku hanya tidak tega melihat wajah sayu mu
menjadi lebih muram dan sepi...
kurasakan sepimu ada padaku...
kurasakan tatapan yang sama ketika melihatmu
dan kau melihatku...
tak sadarkah dirimu?
ada begitu banyak kesamaan yang tdk ingin kau sadari
biar!
aku tak ingin iriku membakar sukaku
aku tak ingin sakitku membunuh rinduku
aku tak ingin setiaku meracuni sukmaku...
aku lebih suka ketika hilangmu yang tak tentu menjadi penantianku
karna hanya ketika aku mimpi burukmu menjamah
kau akan mengingatku
aku yakin, bukan tuhan telah adil padaku
tapi itulah suratan nasib
kalo pun kita terputus
aku yakin akan ada kelanjutannya
tidak saat ini atopun esok
hanya ketika kita tidak sadar telah melalaikan sesuatu
dan itu cinta...

31 March, 2010

ten times wont make me die

my mind gone wild when i hit you on that rock
my eyes wont close when the shadow was damn cross into my blurry look
they said it was alright to be hurt but yet they dont know how hard (hurt) it was
none wont find me away fliying like a butterfly
coz i'm the dragon
will burn you to hell
hear man!!!!

i got this story from ma friend, beautiful story though :D

Karna dia laki laki biasa

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir, manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.

Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim.

Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That’s all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua di taman rumahnya. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.

“Aku gak bisa tidur.” Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan lampu taman.

“Kenapa kamu memilih dia?” Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari duduknya sambil meraih HP disaku bajunya. Ia masuk dalam kamar berlahan dia membuka laci meja riasnya dan kembali ke taman lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.

“Buka aja.” Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas.

“Busyet dah nih orang.” Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia Cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

—-

Kepada Yth

Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya

Di tempat

Assalamu’alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat
ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama …… menginginkan anda …… untuk menjadi istri saya.

Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya.

Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.

Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu’alaikum Wr Wb



Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat ‘lamaran’ yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

“Kenapa kamu memilih dia.”

“Karena dia manusia biasa.” Dia menjawab mantap. “Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku.”

“Maksudnya?”

“Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha.”

“Ssttt.” Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita ngobrol rahasia. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. “Udah tidur sana. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama.” Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

“Gik…”

“Tidur. Dah malam.” Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih. * * *

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah ‘proses usaha’.

Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan ‘nama’. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang ‘melekat’ pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.

Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.

Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.

Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan.

Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas: “Cinta tumbuh karena suami/istri( belahan jiwa).”

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.

Amin.

27 March, 2010

merindu mu

teman lama kita tak jumpa bgaimana kabarmu disana
aku masih ingat kebiasaan kita dulu
kita, betul kata itu menjdai tak asing karna kedekatan aku dan kamu
kalopun pada akhirnya kita terpisahkan
bukan salah dari salah satu kita
its faith, jalan hidup yang udah harus dijalani
teman aku masih ingat rencana-rencana kita untuk masa depan
bagaimana kita menginginkan kebersamaan ini
maaf,
maaf,
bukan aku tak lagi ingat
aku ingat dan tahu bagaimana kau berjuang
"for a better future"
kalimat itu yang menjadi semangatmu dan aku pula
jika kini kita adalah masa depan itu
maaf, aku mebutuhkan paket masa depan lagi
teman jangan memarahiku aku tau apa yang kulakukan
sedihmu menjadi sedihku jua
aku tahu kekecewaan menjadi obral sekarang
tapi aku tak berniat untuk membelinya
apakah kamu?
simpan baik baik masa depanmu, biar cuma kamu yang tahu
teman "i do miss you so"


"dedicated to my beloved friends"

hate for having this feeling

jiah! ini tulisan keduaku (lama betul yak jedanya dari tulisan pertama) hahahahaha bukan apa apa soalnya saat ini sedang butuh media buat nyalurin unug uneg. Btw harap maklum deh kalo kacau balau (and kalian gak punya hak buat menghina dina tulisanku ini) kan ini blog aku weks!
btw lately lagi sering bgt nich ngerasain perasaan seperti ini (yup akhir-akhir ini, belakangan ini) sakit hatikah? bukan lebih tepatnya blurry errrr maksudnya aku tidak dapat menangkap dengan jelas lagi kemana kakiku ini akan kulangkahkan, Tuhan aku tau Kau pasti tau. jadi suka tiba2 merasa sedih seperti ada yang pengen lari dari tubuhku ini. Sumpah pengen banget teriak sekras kerasnya n bilang kalo aku masih sanggup bertahan jadi tolong bri aku kesempatan tuk menggapainya (apa? ya macam-macam lah yang aku inginkan). well nich kebawa suasana mo diputus kontrak kali yak? hahahahahahah antara sukur yang sebesar-besarnya karna akhirnya aku bisa epas dari kungkungan disiplin dan kesepakatan tapi juga bingung coz kemana lagi nich, mesti nyari nyari lagi, dan bukan tidak mungkin akan menunggu lagi seperti yang sudah sudah. Emang lebih enak kuliah dari pada kerja sumpah!
"jemu" mungkin kata yang lebih tepat tapi aku gak bisa lagi tenang-tenang aku harus secepatnya menemukan ladang baru, tujuan baru dimana aku merasakan kenyamanan. hell no i'm not talking about merried or something related to it, obviously it irritating me!
well sejauh apa kakiku melangkah ada 1 bayangan yang selalu mengikutiku, aku tak sepakat lagi dengan bayangan itu sungguh! berhenti mengikutiku!
hari rabu besok bakal jadi hari terakhirku bekerja di perusahaan "itu" mungkin mereka akan memperpanjang, but please i dont really want it sumpah! some people hoping me to stay at that place including my parents (exactly my mom) but yg megang keputusan jelasnya aku. jiah pengen gitu ya kadang ngerasain bagaimana hidup mandiri di tanah perantauan, pengen merasakan luasnya samudra, hemmm think about a backpacker, keren kali yah hahahahahahahah tau ah nich lagi geje jadi mbulet gini dah. :p

04 September, 2009

Pijakan Pertama

yup ini pijakan pertamaku, aku belajar bagaimana membuat blog hehehehehe... belum maksimal siy... tapi paling tidak aku sudah bisa mengisinya... tadinya ingin memakai template yang lebih kerennnnn tapi that seems complicated despite i do like this simple one :D
This blog may i dedicated to myself, appreacite myself... since this is my blog then i have my own rights to write anything... there might be sad and happy ending wrtitings here, but do not worry, i will not put harrasing contents here....
seperti ketika aku memulai hal baru selalu berharap bahwa semuanya akan berjalan lancar.. mencoba mendisiplinkan diri dengan menekuni sesuatu yang positif, dan ini adalah salah satu cara yang aku pilih with goal to learn myself in writing skill. and this is my first destinations in writing journey.... :)